Innercourt, Awalnya Lahir dari Kebutuhan akan Sirkulasi Udara yang Baik
Ya, menurut sejarahnya, innercourt lahir atas dasar kebutuhan untuk mendapat sirkulasi udara yang segar. Bangunan yang aslinya hanya punya pintu dan jendela sebagai jalur sirkulasi udara ternyata masih dirasa kurang memenuhi kebutuhan akan udara segar di dalam bangunan. Zaman dahulu memang bangunan yang ada kerap hanya punya 2 akses pintu yang berfungsi sebagai jalur keluar masuknya udara, yakni pintu masuk dan pintu keluar. Padahal, sering kali kondisi bangunan merupakan bangunan yang besar dan memanjang ke belakang. Idealnya, semakin besar bangunan, akses untuk mendapat sirkulasi udara yang baik juga harus diperbanyak. Maka kemudian dikenallah cara menghadirkan sirkulasi udara dengan cara membuat irisan/ bukaan di dalam bagian yang difungsikan sebagai innercourt.
Pada dasarnya istilah innercourt dapat berarti sebagai taman dalam. Istilah “taman” sering dipakai karena sebagian besar tatanan innercourt memang berupa tatanan taman. Tetepi sebenarnya, dalam ilmu arsitektur, innercourt merupakan sebuah area terbuka yang berada di bagian dalam bangunan. Area terbuka ini dapat diolah menjadi layaknya sebuah taman yang apik dan asri, namun bila tetap berupa area terbuka yang ditutup dengan paving block pun tidak masalah.
Membuat Innercourt itu Mudah, Kok!
Lalu, bagi Anda yang ingin membuat innercourt dalam hunian, faktor-faktor apa yang harus diperhatikan terlebih dahulu agar keberadaan innercourt dapat menjadi sebuah solusi yang baik?
Pertama-tama, perhatikan bentuk lahan Anda; apakah bentuknya memanjang ke samping, ke belakang atau sama besar di depan dan belakang, atau malah tidak beraturan bentuknya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah tandai di manakah area pusat/ jantung dalam rumah tempat Anda paling sering menghabiskan waktu bersama keluarga. Informasi ini akan dibutuhkan untuk menentukan posisi innercourt yang paling ideal dan efektif.
Setelah tahu di mana posisi innercourt dalam bangunan, Anda bisa mulai membuat opsi-opsi mengenai hal teknis lainnya, seperti soal apakah innercourt akan ditata layaknya taman atau hanya dibiarkan sebagai ‘lubang’ terbuka saja. Pertimbangkan juga apakah bagian atasnya ingin ditutup dengan atap/ teritisan atau tidak. Bila memang Anda ingin menutupnya, sebaiknya pilih penutup yang transparan sehingga dapat tampil seperti skylight yang tetap dapat meneruskan cahaya matahari ke dalam rumah. Material kaca tempered dapat jadi pilihan untuk mewujudkan ide ini.
Tatanan innercourt yang baik biasanya juga memperhatikan kondisi tipe perkerasan yang dipakai. Jadi sebaiknya Anda sudah bisa menentukan apakah permukaan tanahnya ingin ditutup dengan rumput, kerikil, paving blok atau dibiarkan terbuka begitu saja. Masing-masing cara menutup permukaan tanah yang disebut itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Sesuaikan hal itu dengan kebiasaan, karakter dan gaya hidup Anda. Misalnya jika Anda bukan tipe yang senang dengan tampilan permukaan yang becek dan banyak genangan air, Anda bisa memilih untuk menutup permukaan tanah dengan rumput agar air yang menggenang dapat cepat meresap. Atau bisa juga pilih kerikil sebagai penutup tanah agar tampilannya lebih resik namun tetap apik.
Hal paling penting yang harus diingat adalah bahwa seberapa pun besar lahan Anda, sempit atau luas, selalu ada cara untuk dapat menciptakan innercourt di dalam lahan tersebut. innercourt juga tak memiliki ukuran standar, jadi sisa lahan sekecil apa tetap bisa diolah menjadi sebuah innercourt yang memberi kesegaran di dalam rumah. Rumah yang punya sirkulasi udara segar dengan sinar matahari yang sampai ke seluruh sudut dalam rumah pastinya akan membuat penghuni di dalamnya ikut mendapat kesegaran dan kesehatan yang maksimal.
Tips Praktis Menciptakan Innercourt di Dalam Hunian:
1. Biasakan untuk menyisakan sedikit saja lahan agar tidak langsung tertutup tembok batas dengan tetangga sebelah. Sisa lahan paling kecil sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai innercourt kering di samping atau belakang rumah.
2. Jika Anda beruntung memiliki lahan yang luas, tatalah kebutuhan ruang Anda dalam beberapa blok bangunan. Hindari membangun hanya 1 blok bangunan besar saja. Sebar blok-blok bangunan tersebut di dalam area lahan. Beri jarak antar blok-blok bangunan tersebut agar tercipta innercourt-innercourt alami.
3. Bangunan Anda merupakan bangunan mungil di dalam lahan yang terbatas? Buat irisan sebagai bukaan innercourt di bagian samping bangunan. Kalau Anda cukup berani, buat irisan tepat di bagian tengah atau di bagian yang merupakan sudut tanggung. Cara ini merupakan cara untuk memaksimalkan fungsi ruang di dalam lahan yang terbatas.