Selasa, 20 April 2010

Berita dan Event


Biopori Aksi Kecil Multi Manfaat

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Jakarta kerap dilanda banjir. Bencana yang tadinya menyerang di bulan-bulan tertentu yang angka curah hujannya tinggi itu lambat laun berubah menjadi hal yang biasa dan pasti terjadi tiap kali hujan turun dalam waktu sehari semalam.


Jika awalnya bencana banjir terjadi akibat pintu air di beberapa titik yang berrsinggungan dengan pintu air menuju dalam kota Jakarta sudah melebihi ambang batas normal, sekarang ini banjir bisa terjadi kapan saja. Saat hujan deras jatuh-meski hanya dalam waktu yang singkat-beberapa wilayah Jakarta dapat dipastikan terendam banjir.



Biasanya, banjir melanda pemukiman penduduk yang padat dan bersanitasi kurang baik. Mengerikan sekali, bukan?


Kalau mau dirunut-runut, ada banyak sekali kesalahan manusia yang menyebabkan banjir datang menyerang. Kondisi Jakarta yang tak lagi memiliki persentase yang seimbang antara ruang terbuka hijau dengan area pemukiman dan bangunan membuat daerah resapan air kian menghilang. Daerah resapan air menghilang, kemampuan tanah untuk dapat mengikat dan menyimpan air pun ikut hilang. Akibatnya, air yang datang dalam jumlah besar itu tak lagi bisa diserap tanah hingga akhirnya terjadilah banjir.


Dari Sumur Resapan hingga Lubang Biopori


Kita dapat membantu air agar dapat tertangkap dan tersimpan untuk kembali terserap ke dalam permukaan tanah dengan menghadirkan sumur resapan. Kebijakan pemerintah sebenarnya telah mengatur tentang persoalan macam itu. Pemda DKI sendiri, contohnya, sebenarnya sudah mengharuskan setiap bangunan yang akan mengajukan permohonan mendirikan bangunan untuk melengkapi lahan tersebut dengan sumur resapan, tanpa terkecuali.


Meskipun ada praktiknya masih ada pihak-pihak tertentu yang lalai dan menganggap kebijakan tersebut bukanlah hal yang penting, keberadaan sumur resapan tetap merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pemohon Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pengguna sumur dalam, bangunan berpondasi tiang pancang, industri yang memanfaatkan air permukaan dan pengembang yang berlahan cukup luas.


Lubang Biopori


ilustrasi biopori


Dalam lingkup lebih kecil dan lebih sederhana, keberadaan sumur resapan dapat dipenuhi dengan membuat lubang biopori. Biopori merupakan teknik pembuatan sumur resapan air hujan manual hasil temuan ilmuwan Indonesia asal Bogor. Sang ilmuwan terinspirasi untuk memberdayakan keberadaan mikro-organisme di dalam tanah seperti cacing, dan organisme kecil lainnya. Dari hasil riset sang ilmuwan, kita mendapat fakta bahwa siklus hidup mikro-organisme dalam tanah bisa dimanfaatkan sebagai media menciptakan jalur ikatan/ resapan air di dalam tanah yang dapat menjadi sebuah solusi untuk mencegah terjadinya penumpukan air dalam jumlah besar di atas tanah.


Seperti kita tahu, mikro-organisme hidup dengan mengolah unsur hara yang ada di dalam tanah. Mereka mengangkut sari pati tersebut ke dalam tanah dengan membentuk jalur terowongan-terowongan kecil yang kasat mata. Keberadaan jalur-jalur tersebut dapat kita manfaatkan sebagai jalur resapan air ke dalam tanah dan titik di mana air dapat diikat untuk kemudian dikembalikan lagi sebagai makanan bagi tumbuhan dan mikro-organisme yang hidup di atasnya.



Nah, berangkat dari pengetahuan tersebut, kita dapat memanfaatkan siklus hidup mikro-organisme bawah tanah dengan kebutuhannya akan unsur hara dengan cara memasukkan sisa-sisa sampah organik ke dalam lubang biopori.


Dengan begini, biopori malah jadi punya manfaat ganda-yang awalnya hanya sebagai sumur resapan pada tiap bangunan, ternyata juga dapat dimanfaatkan untuk tempah membuang sampah bahan-bahan organik.


Biopori sendiri pada dasarnya merupakan sebuah lubang layaknya sumur dengan diameter berkisar antara 10 hingga 30 cm dan kedalaman kurang lebih 1 meter. Kalau dulu cara membuat lubang biopori sulit dilakukan sendiri karena butuh alat berat dan tenaga yang besar, sekarang sudah ada alat khusus untuk membuat lubang tersebut. Jadi Anda tak perlu lagi repot menggali dan mengira-ngira ukuran kedalaman tanah yang sudah digali.


Lantas, sampah organik apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori? Sisa-sisa buah dan sayur-sayuran serta daun-daun kering di taman adalah jenis sampah yang masuk kategori organik. Kinerja pengolahan sampah organik dengan mikro-organisme dalam tanah pada dasarnya merupakan prinsip pembuatan kompos secara alami. Jadi, selain mendapat area resapan air tanah dari jalur hidup mikro-organisme dalam tanah, dengan lubang biopori Anda juga menjadi penghasil kompos yang produktif. Kompos yang sudah terbentuk dapat Anda ambil dari bagian dalam lubang biopori dan dimanfaatkan untuk memupuk tanaman yang ada dalam taman Anda. Cara ini efektif membuat perputaran kegiatan yang ada jadi terus berputar, dari tanah, oleh tanah dan untuk tanah.


Jika di daerah asal penemunya (Bogor), lubagn biopori sudah diterapkan di banyak rumah tinggal warga, giliran Jakarta yang mulai terkena demam biopori. Gedung-gedung perkantoran pemerintah dan swasta serta area ruang terbuka hijau milik publik sudah mengaplikasikan teknik ini. Dengan aksi kecil yang sederhana ini, kita dapat berbuat sesuatu untuk kota Jakarta dan menjadi sebuah kontribusi nyata sebagai bagian dari aksi menyelamatkan bumi dari kehancuran alam yang semakin parah.


Di mana saja bisa membuat biopori?



  • Di dasar saluran air yang dibuat sebagai tempat mengalirkan air hujan

  • Di areal sekeliling tanah tempat pohon tumbuh


  • Di tepian batas sebuah taman (di rumput bagian pinggirnya)


Mau ikut membuat lubang biopori di pekarangan rumah Anda?


Ayo, ikuti langkah-langkah ini demi mewujudkan daerah resapan air yang makin banyak di lingkungan tempat kita tinggal:



  1. Buat sebuah lubang bulat dengan diameter antara 10 hingga 30 sentimeter dengan kedalaman kurang lebih 1 meter (boleh kurang dari 1 meter, misalnya 80 sentimeter).

  2. Masukkan sampah tersebut ke dalam lubang biopori yang tadi sudah digali.

  3. Anda perlu mengisi dan menambah sampah organik ke dalam lubang tersebut secara berkala karena sampah yang sudah dimasukkan ke dalam lubang akan mengalami proses pembusukan dan menyusut dengan cepat.

  4. Pembusukan sampah yang terjadi di dalam lubang biopori merupakan proses pengomposan. Kompos yang tercipta dapat Anda ambil dan gunakan untuk memupuk tanaman dan area taman yang ada di sekitar hunian. Ambil kompos secara berkala pula agar lubang dapat kembali diisi dengan sampah organik yang baru.



TIPS:



  1. Jarak antarlubang biopori disarankan antara 50-100 cm.

  2. Jika sampah organic dalam lubang mulai berkurang akibat kinerja mikro-organisme, isi terus hingga ketinggiannya penuh mendekati mulut lubang.

  3. Kedalaman lubang biopori yang berkisar antara 80-100 cm itu merupakan angka tentatif yang dapat berkurang secara fleksibel jika permukaan air tanahnya dangkal.

  4. Ingin agar tampilan lubang biopori lebih cantik sekaligus aman? Perkuat bagian mulut lubangnya dengan perkerasan seperti semen atau tulangan besi yang membentuk pola jarring atau kotak-kotak.

  5. Ingin membuat lubang itu lebih aman? Sah-sah saja jika ingin menutupnya, asalkan penutup lubang yang dipilih masih bisa ditembus air.

  6. Selain lubang biopori, membuat pilihan perkerasan yang bahan dan desainnya memungkinkan penyerapan air, misalnya konblok yang berlubang dan diisi dengan rumput atau batuan.

  7. Pilih penutup tanah berupa tanaman. Alasannya karena akar tanaman dapat menjadi media mencegah erosi air limpahan serta dapat memperlambat aliran air limpahan jika terjadi penumpukan air dalam jumlah besar di atas permukaan tanah.


  8. Sebisa mungkin hindari atau sedikit demi sedikit mulai mengurangi pemakaian pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman karena keduanya dapat menurunkan kualias air tanah. Sebagai gantinya, pakai saja kompos alami yang terbentuk dari sampah organik yang ditimbun dalam lubang biopori sebagai pupuk yang lebih alami.


Bagaimana, mudah bukan membuat lubang biopori sendiri?


Yuk, buat paling sedikit satu lubang biopori di halaman rumah agar air hujan punya tempat resapan yang baik dan tidak menciptakan banjir lagi.

Membuat Innercourt Agar Rumah Selalu Segar

Keterbatasan lahan sering dipakai sebagai alasan utama ketiadaan ruang terbuka hijau dalam sebuah hunian. Anggapan yang berkembang bahwa butuh lahan yang luas untuk bisa memiliki innercourt untuk hunian sudah sebaiknya mulai dikikis perlahan. Sebabnya, karena sebenarnya dengan lahan yang terbatas pun Anda tetap dapat menciptakan innercourt untuk hunian. Penasaran? Simak terus tulisan ini karena Anda akan mendapat trik untuk menciptakan innercourt meski luas lahan terbatas.

Innercourt, Awalnya Lahir dari Kebutuhan akan Sirkulasi Udara yang Baik

Ya, menurut sejarahnya, innercourt lahir atas dasar kebutuhan untuk mendapat sirkulasi udara yang segar. Bangunan yang aslinya hanya punya pintu dan jendela sebagai jalur sirkulasi udara ternyata masih dirasa kurang memenuhi kebutuhan akan udara segar di dalam bangunan. Zaman dahulu memang bangunan yang ada kerap hanya punya 2 akses pintu yang berfungsi sebagai jalur keluar masuknya udara, yakni pintu masuk dan pintu keluar. Padahal, sering kali kondisi bangunan merupakan bangunan yang besar dan memanjang ke belakang. Idealnya, semakin besar bangunan, akses untuk mendapat sirkulasi udara yang baik juga harus diperbanyak. Maka kemudian dikenallah cara menghadirkan sirkulasi udara dengan cara membuat irisan/ bukaan di dalam bagian yang difungsikan sebagai innercourt.


Pada dasarnya istilah innercourt dapat berarti sebagai taman dalam. Istilah “taman” sering dipakai karena sebagian besar tatanan innercourt memang berupa tatanan taman. Tetepi sebenarnya, dalam ilmu arsitektur, innercourt merupakan sebuah area terbuka yang berada di bagian dalam bangunan. Area terbuka ini dapat diolah menjadi layaknya sebuah taman yang apik dan asri, namun bila tetap berupa area terbuka yang ditutup dengan paving block pun tidak masalah.


Membuat Innercourt itu Mudah, Kok!


membuat innercourt itu mudah


Lalu, bagi Anda yang ingin membuat innercourt dalam hunian, faktor-faktor apa yang harus diperhatikan terlebih dahulu agar keberadaan innercourt dapat menjadi sebuah solusi yang baik?


Pertama-tama, perhatikan bentuk lahan Anda; apakah bentuknya memanjang ke samping, ke belakang atau sama besar di depan dan belakang, atau malah tidak beraturan bentuknya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah tandai di manakah area pusat/ jantung dalam rumah tempat Anda paling sering menghabiskan waktu bersama keluarga. Informasi ini akan dibutuhkan untuk menentukan posisi innercourt yang paling ideal dan efektif.


Setelah tahu di mana posisi innercourt dalam bangunan, Anda bisa mulai membuat opsi-opsi mengenai hal teknis lainnya, seperti soal apakah innercourt akan ditata layaknya taman atau hanya dibiarkan sebagai ‘lubang’ terbuka saja. Pertimbangkan juga apakah bagian atasnya ingin ditutup dengan atap/ teritisan atau tidak. Bila memang Anda ingin menutupnya, sebaiknya pilih penutup yang transparan sehingga dapat tampil seperti skylight yang tetap dapat meneruskan cahaya matahari ke dalam rumah. Material kaca tempered dapat jadi pilihan untuk mewujudkan ide ini.



Tatanan innercourt yang baik biasanya juga memperhatikan kondisi tipe perkerasan yang dipakai. Jadi sebaiknya Anda sudah bisa menentukan apakah permukaan tanahnya ingin ditutup dengan rumput, kerikil, paving blok atau dibiarkan terbuka begitu saja. Masing-masing cara menutup permukaan tanah yang disebut itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Sesuaikan hal itu dengan kebiasaan, karakter dan gaya hidup Anda. Misalnya jika Anda bukan tipe yang senang dengan tampilan permukaan yang becek dan banyak genangan air, Anda bisa memilih untuk menutup permukaan tanah dengan rumput agar air yang menggenang dapat cepat meresap. Atau bisa juga pilih kerikil sebagai penutup tanah agar tampilannya lebih resik namun tetap apik.


Hal paling penting yang harus diingat adalah bahwa seberapa pun besar lahan Anda, sempit atau luas, selalu ada cara untuk dapat menciptakan innercourt di dalam lahan tersebut. innercourt juga tak memiliki ukuran standar, jadi sisa lahan sekecil apa tetap bisa diolah menjadi sebuah innercourt yang memberi kesegaran di dalam rumah. Rumah yang punya sirkulasi udara segar dengan sinar matahari yang sampai ke seluruh sudut dalam rumah pastinya akan membuat penghuni di dalamnya ikut mendapat kesegaran dan kesehatan yang maksimal.


Tips Praktis Menciptakan Innercourt di Dalam Hunian:


1. Biasakan untuk menyisakan sedikit saja lahan agar tidak langsung tertutup tembok batas dengan tetangga sebelah. Sisa lahan paling kecil sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai innercourt kering di samping atau belakang rumah.

2. Jika Anda beruntung memiliki lahan yang luas, tatalah kebutuhan ruang Anda dalam beberapa blok bangunan. Hindari membangun hanya 1 blok bangunan besar saja. Sebar blok-blok bangunan tersebut di dalam area lahan. Beri jarak antar blok-blok bangunan tersebut agar tercipta innercourt-innercourt alami.

3. Bangunan Anda merupakan bangunan mungil di dalam lahan yang terbatas? Buat irisan sebagai bukaan innercourt di bagian samping bangunan. Kalau Anda cukup berani, buat irisan tepat di bagian tengah atau di bagian yang merupakan sudut tanggung. Cara ini merupakan cara untuk memaksimalkan fungsi ruang di dalam lahan yang terbatas.

Teknik Pewarnaan Dinding Selain Cat

Memberi warna pada dinding bangunan—biasanya dinding pembatas bangunan hanya di-finishing ala kadarnya, ada yang memilih teknik finishing acian semen polos, ada pula yang bahkan sengaja tidak meng-aci—lazimnya dilakukan dengan cara mengecat permukaan dinding tersebut. Ya, cara itu memang terlanjur dikenal sebagai cara yang paling mudah dilakukan.


Padahal, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat awam akan isu ramah lingkungan serta kian populernya pemakaian dinding polos ekspos semen, maka teknik pengolahan dinding ekspos semen agar tampil lebih menarik dengan wajah natural juga makin beragam.



Di antara berbagai teknik yang dilakukan, menutup dinding pembatas bangunan yang dibuat dari ekspos semen dengan tanaman merambat adalah ide yang menarik!


Tanaman Rambat, Solusi Cerdas Menutup Dinding Ekspos


Abu-abu, putih atau hitam. Tiga warna itulah yang biasanya jadi warna andalan untuk menutup tembok pembatas lahan bangunan dengan lahan orang lain. Bosan? Wajar kalau Anda merasa bosan dengan tampilan warnanya yang itu-itu saja. Jika tampilan seperti itu sudah tidak menarik untuk dipandang lagi, mari coba pikirkan bersama tampilan seperti apa yang praktis namun dapat membuat tembok pembatas bangunan lebih atraktif. Kenapa tidak memanfaatkan kehadiran tanaman untuk menutup permukaan dinding ekspos?


Bukan tanaman berukuran besar seperti pohon akasia atau pohon kamboja, tentunya. Yang kami sarankan di sini adalah menggunakan tanaman rambat yang ditempelkan ke dinding dalam jarak yang berdekatan sehingga menutup dinding secara keseluruhan. Warna hijau dari tanaman seolah memberikan aksen warna yang menarik bagi tampilan dinding. Dinding ekspos semen yang tadinya berkesan dingin dan keras akibat warna abu-abu monokromnya dapat terlihat lebih lembut setelah ditambahi aksen tanaman rambat.


Tak salah memang jika keberadaan tanaman rambat disebut sebagai elemen yang dapat memperlunak tampilan ekspos material. Kehadiran tanaman merambat sebagai aksen warna dinding ekspos memang sudah diyakini kebenarannya. Terlebih lagi jika tanaman ini dirawat dengan seksama, pasti akan membuat tampilan dinding kian asri.


Tanaman Apa yang Cocok?


Lantas, pertanyaan selanjutnya pasti adalah jenis tanaman merambat mana yang cocok dipakai? Tanaman merambat menurut cara penanamannya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu tanaman benalu dan tanaman yang ditanam. Tanaman benalu cenderung tumbuh dengan menumpang pada tanaman lain sebagai induknya sementara tanaman yang ditanam tergolong tanaman yang harus ditancapkan ke tanah dahulu sebelum bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.


Dari 2 jenis tanaman ini, sebaiknya pilih jenis tanaman yang ditanam. Proses perawatannya memang lebih ekstra dibanding tanaman benalu namun hasilnya pun akan lebih memuaskan. Nah, dari jenis tanaman merambat yang ditanam ini, kita mengenal lagi jenis berikutnya yakni tanaman yang hanya berdaun saja dan tanaman yang berdaun dan berbunga.


Biasanya, pilihan orang berbeda-beda ketika sampai di tahap ini. Orang yang suka dengan tampilan warna-warni bunga pasti akan memilih tanaman yang ada bunga dan daun sekaligus. Namun, untuk kombinasi dengan tembok ekspos semen, sebaiknya pilih tanaman yang berdaun saja. Apa sebabnya? Tampilan tembok ekspos semen itu kuat mengusung gaya naturalis yang simpel dan apa adanya. Maka, tanaman yang pas dipadukan dengan gaya seperti itu adalah tipikal tanaman sejenis yang memancarkan kesan simpel namun harus punya keunikan yang khas. Cari tanaman yang karakter daunnya kuat—berwarna hijau pekat, berukuran cukup besar dengan susunan tulang yang tampak di permukaan disertai dengan akar tanaman yang menonjol.



Dolar, si Hijau Multimanfaat


tanaman-dolar


Tanaman dolar adalah tanaman yang masuk dalam kriteria di atas. Sepintas lalu, bentuk tanaman ini hampir mirip dengan tanaman-tanaman lainnya yang lazim ditemui di pekarangan, memiliki batang utama dan batang daun. Daunnya bulat berwarna hijau, berukuran mulai dari jempol tangan hingga telapak tangan orang dewasa. Yang membuatnya unik dan istimewa adalah kemampuan tanaman ini untuk saling sambung-menyambung ketika ditanam berdekatan.


Tanaman ini memang masih kurang populer dibanding jenis tanaman rambat lainnya. Konsumen masih lebih banyak memilih jenis tanaman rambat yang berbunga. Padahal, tanaman ini juga dapat memberikan kesan indah sebagai penutup dinding ekspos material. Tekstur tanaman ini akan tampak makin cantik saat semua batangnya saling menyambung dengan batang lainnya secara alami.


Tanaman dolar lebih sering dipakai sebagai tanaman pengisi pekarangan dibanding hiasan di dalam rumah. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi daun dolar yang dapat melindungi tembok rumah, Tembok yang ditutup daun dolar akan terlindungi dari cahaya matahari dan hujan—jadi tak perlu khawatir untuk mengecat ulang karena tembok tampak kusam.


Selain itu, tanaman ini dipercaya dapat menahan pantulan panas sinar matahari. Efeknya, suasana sekitar jadi lebih sejuk. Tanaman dolar juga dapat dipakai sebagai penyaring debu. Debu merupakan salah satu makanan tanaman ini. Jadi jika Anda ingin menyaring debu dengan cara alami, taruh saja tanaman ini di dalam atau luar ruang.


Menutup dinding ekspos dengan tanaman dolar merupakan pekerjaan yang mudah, Akar tanaman ini harus ditancapkan dahulu ke dalam tanah supaya nanti daunnya bisa tumbuh ke atas dan menempel di dinding—tanaman ini punya akar yang kuat sehingga bisa mencengkeram dinding, tak heran sering dipakai untuk menutup permukaan dinding ekspos hingga pagar beton.


Lihat juga jenis dolarnya—dolar yang daunnya besar atau kecil—karena jarak yang diperlukan untuk tanaman dolar yang daunnya lebih kecil relatif lebih rapat dibanding tanaman dolar yang daunnya lebih besar, dan sebaliknya. Biasanya, dolar yang ditanam ke dalam tanah paling banyak hanya delapan batang. Dalam pertumbuhannya kemudian, tanaman ini akan merambat serta saling menyambung satu dengan yang lainnya dan menciptakan tekstur serta pola yang alami.


Perawatan yang perlu dilakukan tergolong kategori perawatan yang sederhana sebab tanaman ini sudah mendapat makanan dari tanah dan debu di udara serta disirami oleh air hujan. Paling-paling Anda hanya perlu memangkas pertumbuhan daun dan batang yang tidak rapi. Biasanya, untuk tanaman dolar ukuran kecil, pemangkasan bisa dilakukan sebulan sekali.



Sirih Gading, Alternatif Lainnya


sirih-gading


Tanaman merambat lainnya yang dapat dipakai sebagai aksen warna dinding ekspos adalah sirih gading. Tanaman ini biasanya tumbuh merambat pada tanaman pohon. Warna daunnya merupakan perpaduan antara warna kuning dan hijau, memberi kesan gagah yang amat kuat. Sayangnya, pertumbuhan tanaman ini agak kurang rapih sehingga butuh perawatan yang lebih ekstra dibanding tanaman dolar. Alasan itulah yang membuat tanaman ini kurang populer.


Namun demikian, Anda tak perlu ragu untuk memanfaatkan tanaman ini sebagai alternatif. Karena jika dirawat dengan benar, tampilan tanaman ini justru lebih cerah berkat paduan warna daunnya. Satu lagi, tanaman ini cocok dipakai sebagai penutup dinding ekspos jika ada kolam di dekat tembok batas bangunan Anda. Akar tanaman ini yang panjang dan menjulur ke mana-mana akan hidup makin subur di dekat tanah yang beriklim lembab.


Jadi, tanaman yang mana yang akan Anda pilih untuk memberi aksen warna pada tembok batas bangunan? Tak ada lagi komentar bosan dengan abu-abu, hitam dan putih, ya! Buktikan bahwa tembok batas bangunan yang tadinya cuma warna ekspos semen pun bisa tampil menarik. Plus, ada manfaat lainnya lagi, membawa keasrian dan kesejukan dalam hunian. Selamat terinspirasi!

Bosan dengan pada Warna Abu-abu Semen? Pakai Produk Instan Berwarna!

Peran dan Fungsi Material Semakin Kaya


Tahukah Anda, produsen bahan bangunan sekarang sudah makin inovatif melengkapi produknya? Ya, seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat awam akan dunia arsitektur dan interior, beragam ide baru pun merambah masuk ke Indonesia. Jika dahulu material bangunan digunakan sebatas fungsinya semata, maka kini peran dan fungsi material bangunan makin kaya karena dapat diaplikasikan untuk berbagai macam fungsi.

Semen, contohnya. Dahulu, semen hanya berfungsi sebagai perekat antar bata atau batu yang tercipta sebagai bahan perekat pengganti putih telur. Dalam perkembangannya, semen kemudian dimanfaatkan pula sebagai material pembentuk batas bidang, yaitu untuk menutup permukaan dinding batu bata agar tampak lebih mulus. Semen dipakai pula sebagai lapisan perekat antara penutup lantai. Lantai keramik, misalnya, permukaan tanah yang sudah siap harus dibalur dengan semen dahulu sebelum bisa ditutup dengan keramik. Dalam perkembangan selanjutnya, dari dinding batu bata yang sudah ditutup dengan semen itu, manusia mulai memikirkan bagaimana cara untuk membuat tampilan dinding semen tersebut makin menarik. Akhirnya, melapisi permukaan bidang dinding semen dengan cat pun menjadi pilihan yang dirasa paling praktis dan efektif.
Abu-abunya Semen Ekspos

Lantas, ketika tren ekspos semen kian popular dan digemari, tampilannya yang melulu didominasi warna abu-abu lama kelamaan mulai menimbulkan dilema. Muncul lagi masalah baru yakni kebosanan akan warna abu-abu dari ekspos semen. Memberi warna bagi dinding ekspos semen memang bisa dilakukan dengan mengecatnya namun ada yang berpendapat bahwa konsep alami yang ingin ditonjolkan dari penggunaan semen ekspos dengan menambahkan cat yang punya kandungan kimia justru akan merusak keseluruhan konsep tersebut.

Lalu, bagaimana solusinya? Potensi ini kemudian dipandang sebagai sebuah celah oleh para produsen material bangunan. Mereka pun berlomba-lomba memberi solusi yang inovatif.

Solusi yang kemudian hadir adalah dengan diciptakannya produk semen dan nat instan berwarna. Ya, berwarna! Warna-warna yang ditawarkan pada awalnya memang tidak terlalu banyak dan cenderung merupakan warna monokromatik, berkisar pada warna putih, hitam, biru, cokelat. Namun lambat laun, perkembangan teknologi bahan memungkinkan hadirnya bentuk produk tersebut dengan ragam warna yang makin bervariasi. Kini, produk semen instan yang semula pilihan warnanya hanya sedikit malah sudah dapat kita temui dalam berbagai warna.
Warnai Dinding Ekspos Semen dengan Semen Berwarna!

Mewarnai dinding ekspos semen dengan semen instan berwarna punya teknik yang sedikit berbeda dari dengan mengecat dinding. Anda hanya perlu memberi sentuhan warna pada proses akhir finishing acian dinding semen ekspos. Pengaplikasiannya serupa dengan pengaplikasian plamir pada permukaan dinding. Cukup poles campuran semen instan yang sudah dicampur cairan dengan perbandingan 1:3 (100 ml air untuk 2-3 genggam semen instan berwarna) di beberapa spot saja secara acak. Tak usah memoles seluruh permukaan bidang ekspos semen dengan semen berwarna tersebut. Oh ya, hal penting untuk dijaga adalah kekentalan campuran semen instan. Jaga agar campuran semen tidak terlalu menggumpal. Penggumpalan akan mengakibatkan lapisan permukaan semen berwarna terlalu berat dan malah jadi tak seimbang dengan kekentalan permukaan bidang semen ekspos.

Atau, jika ingin membuat pola warna tertentu di atas bidang semen ekspos, Anda dapat membuat terlebih dahulu pola yang diinginkan. Lalu, isi pola tersebut dengan semen berwarna dalam warna yang Anda inginkan. Cara ini kurang lebih sama seperti saat kita tengah mewarnai pola tertentu dengan spidol warna atau krayon.
Bataton, bisa di-‘warnai’ Juga?

Bataton atau bata beton merupakan produk inovasi yang memiliki tampilan layaknya batu bata konvensional dengan dimensi ukuran lebih besar dan terbuat dari beton yang lebih kuat dan kokoh dibanding bata biasa

Sayangnya, bataton hanya memiliki 1 tampilan warna, yakni abu-abu muda. Anda yang suka dengan tampilan bidang yang sedikit berwarna mungkin akan mencoba mencari cara agar tampilan bataton dapat lebih menarik.

Tak perlu risau akan hal itu! Saat ini produk nat instan sudah dibuat berwarna dalam ragam pilihan gradasi warna yang cukup banyak sehingga dapat disesuikan dengan pilihan warna keramik. Berhubung yang ingin kita beri aksen warna adalah bataton yang warnanya abu-abu, maka sebaiknya pilih dengan cermat warna nat yang ingin Anda pakai. Memakai warna yang kontras boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Jika Anda tidak terlalu suka mencoba-coba, pilihan warna-warna pastel monokrom mungkin bisa jadi pertimbangan utama. Misalnya, bataton dengan nat berwarna hitam akan menciptakan kesan ruang yang natural meski ada warna hitam yang menyembul di balik tumpukan bataton abu-abu itu. Yang penting, selalu sesuaikan citra yang ingin ditonjolkan dengan kombinasi warna yang Anda padukan.

Ubah Kendala Jadi Trik yang Memperkaya Tampilan!

Trend Dinding Semen Ekspos
Lokasi: Komunitas Salihara, Pasar Minggu-Jakarta Selatan

Lokasi: Komunitas Salihara, Pasar Minggu-Jakarta Selatan



Dahulu, tren yang berkembang dalam masyarakat memaksa bangunan harus tampil dengan polesan sehalus dan sesempurna mungkin. Tampilan dinding batu bata tak cukup hanya ditutup dengan acian semen semata. Setelah acian semen kering dan tampak halus sempurna, permukaan dinding yang sudah halus itu masih butuh dipoles lagi dengan cat beraneka warna sesuai selera pemilik hunian.

Belakangan, kecenderungan tersebut sedikit bergeser. Masyarakat yang tadinya tidak terlalu menyukai tampilan material yang diekspos secara lugas dan apa adanya, sedikit demi sedikit mulai berubah. Edukasi serta publikasi yang gencar dari para arsitek tentang keindahan tampilan material ekspos yang jujur dan apa adanya itu merupakan alasan utamanya. Maka, tak perlu kaget bila saat ini tampilan bangunan rumah yang mengusung konsep ekspos material makin mudah ditemui.

Ekspos dinding semen adalah contoh ekspos material yang paling digemari. Dari sudut pandang arsitek sebagai perancang bangunan, ekspos semen memiliki nilai estetis dan ekonomis yang cukup tinggi. Dengan membuat dinding ekspos semen, tampilan bangunan jadi tampak berbeda dengan bangunan kebanyakan, dan ini jadi nilai tambah bagi kredibilitas sang arsitek. Secara ekonomis, mengekspos semen tanpa finishing apa-apa akan membuat pengeluaran selama proses konstruksi jadi jauh berkurang. Biaya membeli cat dan ongkos kerja tukang dapat dipangkas. Secara langsung, proses konstruksi juga akan menjadi lebih cepat selesai dibanding jika harus menunggu sampai dinding selesai dicat semua.

Dari sudut pandang pengguna dan pemilik bangunan, ekspos semen pada dinding merupakan cara untuk mengurangi kandungan racun zat kimia yang beredar di dalam rumah. Cat dinding yang dipakai merupakan kategori material yang mengandung racun cukup besar dalam sebuah bangunan. Anda yang memiliki bayi dan anak-anak ada baiknya mengurangi penggunaan cat dalam bangunan. Penghematan yang terjadi dari ketiadaan cat dalam proses membangun juga merupakan hal yang signifikan untuk menekan biaya konstruksi.
Sulap Retak Rambut Jadi Aksen Dinding

Ada hal yang wajib diingat di balik segala keuntungan dan kelebihan penggunaan ekspos semen pada dinding. Anda paling tidak harus siap menghadapi retak rambut yang kerap terjadi pada masa-masa tertentu setelah dinding ekspos semen selesai dibuat. Retak rambut pada dinding ekspos semen biasanya terjadi karena pada awal pengeringan adukan plaster atau acian yang disebabkan oleh hilangnya kandungan air pada adukan tersebut secara cepat, misalkan karena air pada adukan terserap bata yang kering atau hilang kandungan air akibat terkena sinar matahari atau angin yg kencang. Untuk menghindarinya, sebaiknya permukaan bata atau material yang akan diplaster aci, dibuat lembab terlebih dahulu dengan membasahi dengan air agar tidak menarik air dalam adukan plaster/acian, dan harus dilindungi dari terik matahari.

Tanda-tanda semen ekspos mengalami retak rambut biasanya diawali dengan timbulnya guratan halus pada permukaan bidang. Anda tak boleh membiarkan hal ini terlalu lama karena guratan tersebut akan melebar dan menjadi rekahan besar yang berpotensi menjadi lubang.

Lantas, apa solusi praktis yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini? Biasanya, para tukang bangunan konvensional selalu menyarankan untuk menutup permukaan yang bergurat itu dengan plamir. Plamir adalah material yang dikenal dalam proses konstruksi untuk membuat permukaan bidang tampak halus dan bersih serta biasa juga dipakai sebagai alas permukaan bidang sebelum ditutup dengan cat yang merupakan finishing akhirnya.

Untuk retak rambut yang terjadi pada semen ekspos, plamir adalah solusi yang paling jitu. Biasanya, plamir berwarna putih dan bila dipoles pada guratan retak rambut akan menciptakan garis-garis yang cukup mengganggu permukaan dinding. Agar pulasan plamir tak merusak tampilan dinding, saat ini sudah tersedia pilihan plamir berwarna. Jika tak ingin pulasan plamir tampak kontras dengan warna abu-abu semen, artinya Anda harus memakai plamir berwarna abu-abu yang senada dengan warna semen. Namun, jika Anda termasuk golongan orang yang senang dengan tampilan kontras, pakai plamir yang warnanya berbeda dengan warna dinding ekspos semen.

Anda bisa memilih plamir dalam beraneka pilihan warna di supermarket bangunan terdekat langganan Anda. Biasanya, plamir dijual dalam kemasan kantong plastik beraneka ukuran.

Masalah utama ini justru merupakan celah yang dapat dimanfaatkan sebagai ajang bagi Anda untuk mengolah kreativitas dan inovasi. Coba saja bayangkan, tampilan guratan-guratan pada dinding ekspos semen yang diberi plamir berwarna justru menjadi sebuah aksentuasi menarik pada dinding yang tak dicat itu. Anda dapat membuat dinding ekspos semen kian berwarna sekaligus menjawab masalah utama semen ekspos.
Back To Nature dengan Jamur
Dinding ekspos semen yang terpapar sinar matahari rentan terkena jamur dan lumut yang menghasilkan perubahan warna. Perubahan warna menimbulkan corak-corak organik yang unik dan khas, juga kesan yang menyatu dengan lingkungan.

Dinding ekspos semen yang terpapar sinar matahari rentan terkena jamur dan lumut yang menghasilkan perubahan warna. Perubahan warna menimbulkan corak-corak organik yang unik dan khas, juga kesan yang menyatu dengan lingkungan.

Jika retak rambut adalah masalah utama semen ekspos, maka jamur merupakan masalah kedua yang mengintai. Tak beda dengan dinding yang dicat, dinding ekspos semen pun rentan ditumbuhi jamur, apalagi jika kadar kelembapan dinding ini cukup tinggi. Memang, usia semen ekspos hanya bertahan hingga 3 tahun. Lewat dari itu, berbagai masalah—termasuk jamur—akan silih berganti hadir.

Para ahli konstruksi bangunan sudah memiliki solusi untuk masalah ini, yakni dengan melapisi dinding ekspos semen menggunakan produk antijamur yang membuat jamur enggan hidup. Memakai produk smeen yang bersilika tinggi juga bagian dari solusi yang dapat ditempuh.

Namun, pernahkah Anda berpikir, kenapa tak membiarkan saja keberadaan jamur di dinding itu? Jamur yang dibiarkan menempel di dinding ekspos semen justru akan memperkuat kesan natural yang sejalan dengan semangat ekspos material. Warna dinding ekspos semen akan tampak kusam berkat keberadaan jamur. Dan tampilan kusam tersebut punya nilai estetis yang tinggi karena sukar diwujudkan dengan teknik konstruksi.

Kecantikan interior bangunan tak melulu soal resik, bagus dan rapi semata. Berkembangnya kesadaran desain yang tinggi membuat masyarakat awam cukup mudah menerima pergeseran tren dan teknik konstruksi. Menjadikan kendala yang ada di semen ekspos sebagai alternatif cara memperkaya tampilan interior bangunan merupakan trik yang perlu ditiru. Semangat back to nature tercapai, unsur keindahan visual juga tetap terpenuhi.

Senin, 19 April 2010

Tentang Gala Bola



Ahli bangunan adalah orang yang sangat berjasa terhadap kita semua. Banyak tenaga, dedikasi dan perhatian telah mereka curahkan untuk membangun rumah kita. Melalu jasa mereka, telah terbangun kisa hidup kita. Holcim ingin memberikan apresiasi kepada para ahli bangunan atas pengabdiannya selama ini, dengan memberikan keriangan dan kebahagiaan melalui ajang sepak bola.


Holcim Gala Bola adalah kompetisi sepakbola yang diselenggarakan Holcim yang khusus bagi para ahli bangunan Holcim. Semua ahli bangunan di Jawa dan Bali boleh ikut menjadi peserta hanya dengan mendaftarkan diri beserta timnya dengan menyerahkan 15 guntingan logo Superbrands yang ada di sak semen Holcim. Setiap tim terdiri dari 15 pemain, dan tim-tim tersebut bisa mendaftar dengan mengirimkan formulir yang bisa didapatkan di toko-toko bangunan.


Gala Bola akan mulai digelar pada tanggal 27 Maret 2010 di 32 kota di Pulau Jawa. Di setiap kota, akan ada 32 tim yang akan bertanding untuk memperebutkan gelar juara di kota tersebut. Lalu pada tanggal 1 Mei 2010, para juara tersebut akan bertarung untuk menentukan siapa yang akan menjadi Juara Gala Bola. Tim yang menjadi Juara Gala Bola akan berkesempatan untuk menyaksikan salah satu perhelatan sepak bola terbesar di dunia, yang tahun ini diselenggarakan di Afrika Selatan.



Mau tahu siapa yang akan berangkat ke Afrika? ikuti update nya di website ini, dan tonton pertandingan Holcim Gala Bola 2010, setiap Sabtu dan Minggu tanggal 25 Maret - 18 April 2010 di jam 08.00 dan 14.30 di kota anda.


Ajak teman dan keluarga, ramai-ramai buat nonton bareng Holcim Gala Bola dan dukung tim jagoanmu!!


Holcim Gala Bola diselenggarakan di 32 kota di Pulau Jawa dan Bali :


Daftar Lapangan











































































































































































CitiesLapanganDaerah
1SukabumiLap. Babakan Pendei Parung KudaParung Kuda
2BandungLap. GorSukajadi
3GarutLap. Korem 062 TarumanegaraGarut Kota
4TasikmalayaLap. CigeureungCipedes
5CirebonLap. ArhanudsePilang Raya
6IndramayuLap. SindanglodraMT. Haryono
7Karawanglap. PPK 5 KaryasariRaya Amansari
8SubangLap. Yonif 312Dangdeur
9JakartaLap. KiamatMeruya Utara Kembangan
10BekasiLap. Lodaya SerangCikarang Selatan
11BogorLap. Cilibende (belakang IPB)
12Depoklap. Irekabs
13TangerangLap. GarudaLarangan Cipondoh
14SerangLap.KopasusPakpakan
15PandeglangLap. Rokoy Kaduhejo PandeglangPandeglang
16LebakLap. Cilewung RangkasibitungRangkasibitung
17YogyakartaLap. Dengung SlemanSriadi
18SemarangLap. Kali CariSupriadi
19TegalLap Tegal Selatan
20PekalonganLap. SorogenenPoncol
21KudusLap. Ngembal RejoKec. bae
22SurakartaLap. Kota BaratBanjarsari
23CilacapLap. Komp. Perum Gunung Simping CilacapCilacap Tengah
24PurwokertoLapangan RejasariPurwokerto Barat

Download DaftarLapangan-GalaBola.pdf